GURU NGAJI KEMALAN , MANDIKAN JENAZAH COVID , 6 ORANG TERTULAR SATU LAGI MENINGGAL. - PACITANPOST

Sabtu, 30 Januari 2021

GURU NGAJI KEMALAN , MANDIKAN JENAZAH COVID , 6 ORANG TERTULAR SATU LAGI MENINGGAL.

Salah satu pasien covid desa ketepung yg tertular pasien meninggal sebelumnya.

Pacitan Ppos, 30.01.021.
Gegara tidak percaya / sepelekan jenazah terduga covid, seorang Guru Ngaji berinisial (T) disalahkan masyarat banyak , khususnya warga desa Ketepung kecamatan Kebonagung , bahkan sebagian orang disuruh melaporkan ke Kepolisian.

Awal Cerita.
2 minggu yang lalu , salah satu warga desa Ketepung ( S.U ) tepatnya dusun Kasihan ada yang meninggal , setelah sebelumnya dirawat di salah satu rumah sakit swasta ( MM ) di Pacitan.

Informasinya , doker rumah sakit sudah berpesan pada keluarganya bahwa pasien terindikasi Covid dan akan dimakamkan secara protokol kesehatan, sesuai prosedur yang berlaku saat ini.

Tapi entah gimana , beberapa keluarganya kok  bisa membawa jenazah ( ST)  kerumah , konon setelah terjadi rembukan pihak rumah sakit ngalah, tetapi sekalipun ngalah disarankan agar  jenazah cpt dikubur langsung .

Singkat cerita , saran dari pihak rumah sakit tidak diindahkan.
Jenazah dimandikan , yang konon atas prakarsa guru ngaji (T)  dengan dalil dalil agamanya.

Selang beberapa hari , salah satu keluarga korban jatuh sakit dan merembet keluarga yang lain , dan oleh pihak Dinas kesehatan seluruhnya dinyatakan positif Covid.
Informai yang didapat media dari kamtibmas setempat , hasil repit 12 oramg reaktif dan 6 orang  hasil swabnya positif sedang yang lain belum keluar.

Celakanya , hari ini sabtu ( 30/01) salah satu dari mereka meninggal dunia , bahkan yang memprihatinkan,  istri korban juga dinyatakan parah.

Tidak mau kecolongan lagi, pihak Rumah Sakit akan memakamkan jenazah tersebut dengan protokol kesehatan  dan dijaga secara ketat oleh pihak polsek kebonagung serta bantuan TNI .

Menurut penuturan beberapa warga , Oknum T lah yang membuat gara gara menyepelekan Covid , sebenarnya sebelum aksi memandikan  , berbagai pihak sudah memberitahu dan memberi saran kepada pak Guru Ngaji, namun saran dari Polisi dan perangkat desa tidak digubris.

Jenazahpun akhirnya dimakamkan seperti biasa dan  seolah tidak ada covid.
Yang takziah pun  banyak , termasuk tahlil dan sebagainya .

Yang repot beberapa hari kemudian,  oknum guru ngaji , membuat perkara baru, seolah olah tidak boleh ngajar lagi santri dilingkungannya , dan bahkan konon sempat mengadu ke kiainya di salah satu Pondok di Arjosari.

Alhasil atas aduan oknum T, hampir terjadi kesalah pahaman antara pihak desa dan pondok tersebut, untung setelah diberikan pengertian oleh salah satu pihak polsek kebonagung , Kiai dari sebuah pondok di arjosari tersebut bisa memahami.

Kini semua sudah menjadi bubur, mungkin akibat kecerobohan yang dilakukan oknum (T) banyak yang menjadi korban bahkan ada yang meninggal susulan.

Namun kata warga yang lain, disamping memang sudah takdir , korban yang meninggal hari ini memang sebelum sakit sering menjenguk korban yang meninggal lebih dulu, karena rumahnya saling berdekatan .

Terlepas itu semua, banyak yang menilai, tindakan oknum  ( T ) patut disayangkan , karena dengan sengaja melanggar protokol kesehatan dengan memandikan jenazah terduga Covid.

Hingga berita ini diturunkan , belum ada klarifikasi dari yang bersangkutan , karena lokasi daerah tersebut masuk daerah bahaya.
Informasi dari chat dokter rumah sakit yang diterima tim kamtibmas desa setempat , bahwa virus yang diderita jenazah yang pertama masuk virus yang berbahaya. (Gustik)

Bagikan artikel ini

6 komentar

  1. Mas samean gawe berita iki valid po mboten,soale aq y wong tepung e

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Aku yo wong tepung mas, yen yae berita sing bener bener wae..

    BalasHapus
  4. Waaah waaah beritane baguuussss, hati2 dengn guru ngaji/ guru kampung ya om, biso kwalaaat

    BalasHapus
  5. Menurut kabar yang bersangkutan beritanya tidak demikian
    Walaupun pakai inisial banyak yang tahu kronologisnya tidak seperti dalam berita.
    Saudara T bisa menjadi korban hoax.
    Dan berpotensi pencemaran nama baik

    BalasHapus
  6. Saya adik almarhumah... berita fitnah, pemutar balikan fakta..

    BalasHapus