Pacitan Ppos ,12.05.021.
Kasus tertangkapnya Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat oleh KPK beberapa hari lalu menyisakan kepedihan yang mendalam ( khususnya ) bagi Anggota Banser di tanah air.
Betapa tidak, di beberapa Medsos pria yang punya 36 Perusahaan Jasa Keuangan ,jebolan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang , sekaligus pengurus / anggota Banser Nahdatul Ulama, sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Yang membuat semua Kagum kepada Novi , dia satu satunya Bupati muda yang Hafal Qur'an dan menjadi penceramah handal keliling dari satu desa ke desa, dari satu kantor ke kantor di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.
Pendek kata..! kala itu, umat islam khususnya para santri dan kaum Nahdiyin sangat bangga dengan tampilan Bupati muda Kabupaten Nganjuk Ust H.Novi Rahman Hidayat , disamping punya wajah menawan , juga punya istri keluarga besar Tokoh Jakarta yaitu Haji Nawi.
Haji Nawi adalah nama sebuah Jalan di Wilayah Cipete Jakarta selatan yang amat terkenal , dijalan itu pula Group musik legendaris Koes Plus bermarkas dalam satu komplek Jl Haji Nawi , satu geng dengan pemusik A.Rianto.
Namun tiba tba, tidak ada angin tidak ada hujan Bupati Novi ditangkap KPK bekerja sama dengan Bareskrim Polri Jakarta,dengan dugaan jual beli jabatan dilingkup Pemkab Nganjuk .
Kini jika ia terbukti,maka bersama sepuluh anak buahnya ,diantaranya ajudan dan 5 camat diancam 5 tahun penjara denda subsider 200 juta.
Sekarang yang jadi masalah, benarkah Novi anggota Banser dan sekaligus pengurus dan Kader PKB , mengingat ketika Novi dicokok KPK buru buru pengurus DPP PKB membantah jika novi Kader PKB .
Ataukah memang Novi kader PKB dan NU , tapi masuknya belakangan setelah Novi jadi pejabat teras di Pemkab Nganjuk.
Pasalnya ! , Sudah menjadi kebiasaan bagi bangsa Indonesia , kalau ada seseorang itu berpangkat atau punya pengaruh di masyarakat sering kali ujug ujug diberi gelar dan embel embel kehormatan lain.
Bahkan pemberian gelar tidak pandang bulu agamanya apa, kita ambilkan contoh pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, setiap ke Pondok pesantren mana saja, hotman Paris pasti diberi gelar Gus atau apa, sekedar untuk menyenangkan tamunya .
Akibatnya , karena pemberian gelar atau pengangkatan kader yang ujug ujug tadi , maka seringkali orang yang diberi gelar tadi justru sering merugiakan pondok atau Partai yang mengangkatnya.
Mengapa demikian ,karena tokoh yang diangkat atau diberi gelar , tidak melalui serangkaian uji kompetensi yang memadai termasuk tidak diuji moralitas dan aklak.
Akhirmya orang orang seperi Novi tadi gampang terpeleset dan jatuh
Kini semua sebagai pelajaran ! Pengangkatan Novi yang ujug ujug jadi Pengurus PKB dan Banser adalah sebuah kesalahan dasar dalam rekeutmen kader, sebab disamping menutup kader yang lain, maka jenis jenis KKN model sepert itu sangat tidak baik.
Pelajaran bagi kaum muda dan ibu ibu dalam menyikapi suatu tokoh besar , kalau bisa jangan berlebihan dan jangan kagetan.
Sebab dibalik sikap baik dan pesonannya belum tentu tokoh tersebut punya integritas yang tinggi , faktanya kayak Novi tadi , hancur masa depannya dan hancur integritasnya...( Gustik )