Slogan Romantika pendukung Soeharto
Pacitan Ppos 17.08.021.
Hingar bingar pengidolaan Tokoh besar masa lalu, nampaknya asyik dibicarakan, terutama dikaitkan kondisi bangsa saat ini. Tidak bisa dipungkiri memang, kondisi negara kita saat ini lagi kurang baik.
Namun sungguh tidak adil , jika hal ini hanya dialamatkan negara kita, pasalnya dibelahan manapun kondisinya hampir sama ,, yakni ,, terimbas adanya pandemi covid 19 yang berkepanjangan.
Kalau kita mau jujur , morat maritnya ekonomi dunia , sebetulnya hampir sama dengan awal tumbangnya orde baru di Indonesia sekitar tahun 1998.
Hanya bedanya ,orde baru tumbang akibat dari dampak ekonomi global , sedang saat ini ekonomi tumbang karena pandemi yang mengguncang dunia.
Ketika orde baru tumbang , dengan jiwa kesatria Presiden kita Soeharto turun , setelah ribuan mahasiswa turun kejalan jalan berbulan bulan. Ketika itu Soeharto bilang ,, ora pathe`k en ora dadi Presiden.
Tidak terelakkan , ketika itu Suharto dan keluarganya dibully habis hampir semua orang yang berserangan dengannya, cacian diluar nalarpun menghiasi dihampir semua media , seolah kebaikan sedikitpun tidak ada.
Kini 23 tahun sudah Soeharto lengser, pembanding baik buruknya rezim hanya Allah yang tahu , apalagi dengan kondisinya yang serba salah seperti sekarang .
Jangankan Soeharto, SBY yang turun secara demokratispun juga dibully habis.
Maka tidak tertutup kemungkinan , kelak jika Jokowi turunpun juga tidak akan lepas dari bully an orang orang yang hobinya suka mencaci maki.
Salah seorang pendukung setia Soeharto, Lancur Susanto berharap , dimoment Agustusan ini mengajak semua pihak untuk tidak saling menghujat para pemimpin bangsa, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.
Kader Golkar asal Nawangan itu berpendapat , Semua pemimpin itu ada plus minusnya , ada sisi baik dan ada sisi buruk, apalagi memimpin Indonesia dengan rakyat yang jumlahnya diatas 260 jt tidaklah mudah , tegas Lancur mantab.
Tokoh Soeharto menurut Lancur, adalah tokoh yang paling dekat dengan petani dan orang orang miskin , beliau sangat komunikatif sekali dengan rakyat kecil setidaknya dalam satu bulan sekali Soeharto menyapa mereka melalui program klompen Capir yang cukup melegenda.
Orang orang kecil dan miskin, juga tidak lupa bagaimana jasa Soeharto mensibsidi listrik , ketika itu Soeharto bilang biar jamanku kecil saja yang tidak merasakan aliran listrik , ujar Presiden Soeharto ketika itu...(gustik)