Foto ilustrasi pengungsian akibat banjir
Pacitan Ppos 15.09.021.
BMKG ,dinilai lancang dan kebablasan terkait paparan potensi gempa dan tsunami di Pacitan. Paparan Dwikorita Karnawati dinilai oleh banyak pihak terlalu tendensius dan tidak proporsional.
Dalam sebuah kesempatan,Ketua BMKG itu mengatakan bahwa Gempa dan Stunami yang akan terjadi di Pacitan dan sekitarnya hanya sebuah potensi dan bukan prediksi , karena ini potensi belum tentu kejadian.
Namun yang lucu , dalam paparan di depan Mensos dan pejabat lain di Pacitan Dwikorita memaparkan kemungkinan terjadi Gempa dan Tsunami terlihat sangat detail.
Misalnya , alun alun Pacitan akan tenggelam sekitar 11 M , pondok Pesantren Al Anwar akan tergenang 12 - 18 meter , Stadion dan GOR Pacitan akan tenggelam sekitar 20 meter dan sebagainya.
Menurut tokoh seni bela diri Pacitan, Bambang Trenggono , paparan Ketua BMKG sudah menjurus ke Prediksi bukan potensi , yang namanya potensi itu belum jelas antara iya dan tidak . Jadi kami menilai BMKG kebablasan dan tendensius terhadap Pacitan, ini ada apa ? Ujar pria asal nganjuk ini.
Lebih jauh mantan Pegawai Pemkab Pacitan ini meminta kepada seluruh masyarakat Pacitan tidak usah memikirkan terlalu serius pernyataan BMKG dan Pejabat Pacitan yang terkesan ela elu. Kita harus belajar dari 16 tahun silam yang ternyata ramalan BMKG juga busyit belaka.
Sementara Kecaman juga datang dari tokoh Warok pacitan Jarot Mustofa , pria yang juga mantan pegawai Pemkab Pacitan ini menilai , Paparan Dwikorita yang terkesan bombastis hanya menyusahkan warga Pacitan.
Dalam paparanya , Ketua BMKG Dwikorita sudah berani dengan lancang menyebut tinggi gelombang 11 meter di Pondok Al Anwar , 20 meter di Masjid Baitur Rahman , di Madrasah , dI sekolah Ma'arIf dan fasilitas umum lainya ,dianggap oleh Jarot kebablasan dan perlu tindakan konkrit untuk menghentikan ucapanya.
Bayangkan gara gara pernyataan BMKG yang konyol tersebut , kata Jarot ! banyak warga Pacitan kini sudah menitipkan surat surat berharga miliknya ke saudaranya di pegunungan , harga tanah di dataran rendah di Pacitan jatuh , Calon Calon wisatawan yang ingin ke Pacitan banyak yang membatalkan diri., bangunan perumahan banyak yang mangkrak gara gara takut..meneruskan, wah konyol tenan orang ini ungkap jarot emosi.
Warga mengungsi akibat banjir bandang
Mengingat situasi mayarakat Pacitan yang kini mulai resah , maka dalam waktu dekat Mensos Tri Risma Harini dan Ketua BMKG Dwikorita Karnawati berencana akan dilaporkan ke Presiden Joko Widodo atas tindakannya yang meresahkan warga Pacitan ditengah penderitaan akibat Pandemi Covid 19 dan ditengah uji coba belajar tatap muka langsung anak anak sekolah.
Menurut rencana , surat akan dilayangkan LSM BHINEKA BANGSA Pacitan dan dikawal LPK- RI Pacitan ke Istana Merdeka minggu depan, namun demikian surat akan dikomunikasikan lebih dulu dengan beberapa tokoh Pacitan dan kalau sudsh fix barulah kemudian dikirim ke Jakarta...jelas Tokoh yang juga pemilik media ini.
Ketua BMKG Dwikorita Karnawati dan Mensos Tri Rismaharini dianggap tidak sensitif dan menyusahkan masyarakat Pacitan yang kini lagi menderita akibat pandemi Covid 19 sejak dua tahun lalu
Yang paling tidak trima , LSM Bhineka Bangsa menganggap kedua pejabat itu gegabah sudah berani menyebut kemungkinan tinggi gelombang dibeberapa tempat Ibadah umat islam , seperti bakal tenggelamnya masjid Baitur Rahman , Pondok Pesantren Al Anwar Ploso , Madrasah Aliyah Negri dan beberapa fadilitas umum lainya , BMKG dengan pedenya menyampaikan, rata rata tinggi gelombang ditempat itu 11 meter bahkan lebih.
Parahnya lagi ,kedua pejabat juga tidak sensitif kalau saat ini di Pacitan baru saja dilakukan uji coba belajar tatap muka secara langsung setelah hampir dua tahun semua sekolah tutup, kini mereka kok tega teganya paparan gila seperti itu,ujar pejabat LPK-RI Pacitan (Stk )..( gustik..)