kota kosong ditinggal pergi akibat tsunami
Pacitan Ppos . 14.09.021.
Belasan tahun lalu, kota pacitan kosong mlompong ditinggalkan penduduknya . Ditengah keadaan gelap gulita , warga berbondong bondong meninggalkan dataran rendah menuju perbukitan terdekat.
Ketika itu , semua warga panik , kasur , peralatan dapur , ayam , kambing , sapi bahkan traktor dibawa mengungsi ke daerah tinggi yg lebih aman.
Bagi yang tidak punya kendaraan, yang anggota keluarganya banyak , mereka rela berjalan kaki hingga beberapa kilo meter menuju perbukitan terdekat.
Yang mengenaskan, ada beberapa orang tua yang sakit dan tidak bisa berjalan , terpaksa ditinggal dirumah karena sudah tidak ada waktu lagi untuk mengungsi , sedang kendaraan mobil dia tidak punya , tetangga sudah terlanjur mengungsi lebih dulu.
Pendek kata, suasana kota Pacitan ketika itu seperti kota mati kosong ditinggal penduduknya ngungsi ketempat yang lebih tinggi , ada yang dilereng lereng , ada yang numpang diteras teras penduduk, digubuk gubuk bahkan dikuburan kuburan , yang penting tempatnya lebih tinggi .
Yang lucu ! dengan kepanikan warga pacitan tersebut , orang orang bule yang kebetulan berwisata di pantai Pacitan tertawa tawa seolah menikmati tontongan orang yang pergi mengungsi.
Wartawan Pacitan Post yang ketika itu ingin mengabadikan datangnya tsunami di Pantai Teleng Ria mengambil lokasi sekitar tamperan .
Disaat itulah bule yang jumlahnya 6 orang datang ke tamperan mencari warung makanan , maklum semua warung makan dibawah tutup, semua ditinggal pemiliknya.
Bule yang bernama Kelen dan Hary kebetulan berdiri dekat saya, dengan bahasa indonesia yang fasih , sambil geleng kepala , dia bilang orang orang Pacitan kasihan dibohongi berita akan datang tsunami , padahal itu cuma berita bohong , mana ada tsunami datang bisa diprediksi...kata hary sambil ketawa ketawa .
Kelen yang duduk disebelah Hary nyletuk, Warga yg pada ngungsi kita yang kelaparan...ha..ha...
Perlu diketahui , berita akan adanya gempa dan tsunami di Pacitan tidak pada tahun ini saja , belasan tahun yang lalu juga demikian , tapi sekali lagi berita itu hanya busyit belaka dan faktanya tidak ada tsunami hingga sekarang.
Justru yang terjadi sebaliknya , Kabupaten Bantul , jogja dan sekitarnya yang tadinya luput dari ramalan adanya gempa hancur lebur akibat Gempa besar yang terjadi secara tiba tiba.
Pusat gempa ada didaratan Kota Bantul dengan kedalaman 10 km, wajah kota hancur dengan jumlah meninggal konon lebih dari 9.000 orang ,sedang luka luka tembus 40 ribu orang.
Dari kejadian diatas , pelajaran yang bisa dipetik adalah , tetep tenang dan berserah diri kepada Allah Swt pemilik Bumi satu satunya , akan tetapi sebagai manusia yang hidup disebuah negara segala prediksi atau ramalan dari sebuah lembaga resmi Negara sebaiknya tetep kita hormati dan kita perhatikan.
Pesan dari penulis untuk BMKG khususnya Jawa Timur , jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan ditengah pandemi yang masih berlangsung seperti yang terjadi saat ini .
Jangan jadikan situasi yang penuh cobaan ini untuk mencari panggung atas jabatan dan istansi anda , bercerminlah pada kejadian belasan tahun lalu di kota Pacitan.
Kota Pacitan ketika itu , ditinggalkan oleh semua warganya yang panik atas berita berita menyesatkan , namu bencana gempa dan tsunami hingga kini tidak terjadi.
Kami semua rakyat Pacitan bersyukur atas lindungan Illahi Robbi..kami lolos dari prediksi prediksi dan ramalan ramalan BMKG tentang gempa dan tsunami.
Dan mudah mudahah Ramalan Anda kali ini juga tidak terbukti .
Tapi kami Tetap salut kepada anda semua ( BMKG) yang sudah bekerja demi masyarakat Indonesia , anda memang bukan Tuhan yang bisa menentukan kapan gempa itu terjadi , tapi darma bakti anda untuk pelajaran anak anak kita semua, demi ilmu dan kewaspadaan.
( Ditulis oleh Gostik pemimpin redaksi Pacitan post group yang punya pengalaman liputan langsung diperairan Pantai Teleng Ria ditengah isu akan datangnya tsunami di Kota Pacitan belasan tahun yang lalu )