BANJIR KUTUKAN TUHAN ATAU KEKELIRUAN PERENCANAAN WILAYAH. - PACITANPOST
News Update
Loading...

Minggu, 16 Oktober 2022

BANJIR KUTUKAN TUHAN ATAU KEKELIRUAN PERENCANAAN WILAYAH.


Pacitan Pos .17.10.022.
Banjir bukanlah persoalan yang asing tapi justru selalu akrab dengan kehidupan manusia sejak jaman purba hingga sampai saat ini. Cerita- cerita kuno yang sangat terkenal yaitu jaman nabi Nuh, pernah terjadi banjir besar yang nyaris memusnahkan kehidupan di jaman itu.

Ciri khas yang paling bisa kita kenali pada banjir di jaman dahulu, sering ditafsirkan sebagai bencana yang merupakan kutukan dari Yang Maha Kuasa. Segala sesuatu ditentukan oleh yang maha kuat atau sesuatu diluar kita yang tidak tampak. 

Mulai memasuki jaman yang dianggap modern, pikiran- pikiran yang muncul, yang menafsirkan banjir sebagai satu kutukan secara perlahan mulai ditinggalkan. Dengan hadirnya negara modern, hubungan antara rakyat dan negaranya mulai terumuskan secara lebih jelas. Setiap terjadi bencana apapun, termasuk banjir, biasanya rakyat menuntut pada pemerintahannya untuk bertanggung jawab di dalam menangani banjir atau bencana yang lainnya. Hampir di seluruh dunia dan termasuk Indonesia, rakyat sadar akan haknya untuk dilindungi oleh Pemerintahnya agar dampak " Bencana Alam" bisa ditangani oleh negara secara lebih sistematis dan terukur.

Berbanding terbalik dengan banjir yang sering terjadi lima tahun terakhir di wilayah Pacitan Jawa Timur. Kalau kita amati yang paling menarik dari banjir Pacitan yang terjadi beberapa hari lalu yang menggenangi sebagian wilayah kota. Justru tidak menyisakan perdebatan dan protes warga secara serius, tetapi yang nampak di lapangan adalah munculnya swadaya masyarakat secara gotong royong di dalam mengatasi dan menangani dampak banjir. Kehadiran pemerintah kabupaten masih sangat minim, jika ditinjau dari mandat yang sesuai dengan Undang- undang Penanggulangan Bencana. Ada dugaan kuat ketidakhadiran Pemerintah kabupaten ini karena menganggap banjir masih seperti cara pandang jaman kuno dahulu. Padahal secara jelas bisa dilihat, banjir yang ada pada saat ini merupakan kesalahan perencanaan serta tiadanya inisiatif dari Pemerintah untuk mengajak dialog masyarakat dalam menanggapi, mengurangi, menghambat dan meniadakan banjir yang merusak lingkungan sehingga membawa kerugian materiil bagi masyarakat.

Sekaranglah harus kita mulai untuk mendiskusikan setara antara masyarakat dan Pemerintah kabupaten untuk menyusun peta jalan agar kedepan bisa mengantisipasi dampak yang lebih meluas agar bisa ditemukan cara yang lebih terukur dan sudah waktunya kita tinggalkan kebiasaan untuk menutup-nutupi soal-soal tersembunyi dari masalah banjir. Supaya kota kita bangkit dengan wacana baru agar kota kita tidak selalu ketinggalan, bisa berfikir cerdas dan bertanggung jawab secara bersama-sama membangun wilayah ini.Hilangkan watak takut, sungkan untuk menuju cara berpikir baru dan memahami secara benar apa sebenarnya hak dan kewajiban rakyat dan negara,  dalam hal ini Pemerintah daerah. Agar tidak selalu keliru memahami tentang musibah yang sering dikamuflase itu sebagai " Kutukan".

Ditulis oleh
Patricia Leila Roose, SH, SE, MH

#Pemerhati sosial, aktif di Forum IUR ( Ide Untuk Rakyat).
Sekaligus warga kelurahan Pucangsewu Pacitan.

Patricia Leila Roose SH.SE.MH.

Share with your friends

Give us your opinion
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done