Pacitan Ppos. 15.01.021.
Daya beli , masyarakat di Pasar tradisional Minulyo , turun drastis , sejak pasar yang diresmikan SBY tersebut diterpa isu korona.
Menurut catatan media, Klaster minulyo sudah 18 orang yang terpapar corona dan 2 diantaranya meninggal dunia.
Namun sekalipun demikian, perilaku orang orang pasar Minulyo terkenal sulit diatur , disuruh pakai masker banyak yang tidak mau , di suruh tes repit juga susah.
Seperti kata Bu Suharni , tiyang mriki susah kok mas , dipun kengken tes sami ajrih mboten purun, ken ngangge masker nggih susah , duko gek pripun , ujar bu Suharni pedagang kain pasar tersebut.
Padahal lanjut Suharni , sejak diberitakan pasar minulyo menjadi klaster Corona , pendapatan para pedagang menjadi turun , pembeli jadi takut ke pasar , setidaknya 20 sampai 25 % berkurangnya , tukas wanita paro baya ini.
Mengubah perilaku orang orang pasar Minulyo , diakui susah sekali oleh beberapa dokter di Pacitan , disuruh tes repit saja sulit sekali , seolah corona itu tidak ada , seolah corona itu setingan dan alasan alasan klasik yang lain.
Akan tetapi , kata dokter yang enggan disebut nama, besuk jika vaksin sudah datang ,tidak ada kata menolak termasuk pedagang sekalipun , sebab pasar adalah pusat kerumunan , tentunya rawan menjadi pusat penyebaran penyakit , utamanya corona.
Klaster Minulyo tidak saja menjadi perhatian pihak dinkes, tetapi Kepolisian dan Pemkab pun kini mulai turun menyadarkan pedagang pedagang di pasar minulyo agar mematuhi protokol kesehatan dan kelak mau di suntik Vaksin.
Bupati Pacitan Indartato , mengajak semua pihak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan siap untuk divaksin.
Lebih detail Indartato mengatakan , bahwa vaksin aman Untuk disuntikkan ke tubuh manusia yang memenuhi standar kesehatan.
Jika manusia ada penyakit tertentu, maka orang tersebut tidak divaksin , seseorang yang umurnya seumuran saya juga tidak divaksin , ujar Bupati sambil bergurau.
Seperti diketahui ,batasan umur tidak divaksin yaitu 59 tahun atau sekiraran itu.(tim)