Pacitan Ppos.10.12.020.
Sikap terlalu pede Tim Pemenangan Mbois menjadi bumerang, mereka terbius dengan eforia yang ada, tim yang terlalu gemuk tidak berjalan dengan semangat tinggi, tetapi justru berjalan seolah tanpa arah .
Dari pengamatan media, tim mbois terkesan grubyuk sapen.
Kemudian , Peran dua Partai Pengusung juga jauh dari kesan Pilkada , adem ayem tanpa ada gerakan yang mencolok , tidak ada gerakan masif yang nenggambarkan suasana Pilkada.
Partai Kebangkitan Bangsa , yang konon terkenal dengan massa fanatiknya, maka untuk pilkada Pacitan , seolah tidak terlihat sama sekali.
Apalagi PDi Perjuangan , sekalipun elite elite Partai sempat diturunkan ke Pacitan, maka kehadiran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo , diyakini , tidak banyak mendongkrak perolehan suara Paslon 02, lebih lebih kehadiran Mensos Yuliari Batu Bara ke Pacitan , yang setelahnya ,, justru ,, menjadi tersangka dana Bansos Covid , menambah derita paslon 02 untuk memperoleh suara tambahan.
Kekawatiran Yudi Sumbogo dihadapan Media , sehari sebelum coblosan , kini menjadi kenyataan.
Ketika itu Yudi Sumbogo , punya rasa kawatir , kinerja tim ses yang tidak pernah sekalipun, menyodorkan peta raihan suara di masing masing wilayah Kecamatan atau desa, boro boro peta kemenangan itu ada , keluh Yudi ketika itu.
massa paslon 02 ketika itu.
Sekarang nasi sudah menjadi bubur, yang ada adalah Pelajaran bagi masing masing pihak untuk masa mendatang yang lebih baik.
PDI Perjuangan.
Pelajaran penting dari Pilkada Pacitan tahun ini adalah.
Seluruh Pengurus Partai harus solid, kemarin, praktis tidak ada kekompakan sama sekali , tidak menunjukkan semangat untuk memenangkan Calon , terbukti , tidak ada spanduk spanduk yang mencolok tentang Pilkada , tidak ada pergerakan massa PDI Perjuangan yang mencolok dan sebagainya.
Dari pengamatan publik , PDIP baru terlihat bergerak menjelang akhir akhir kampanye , dengan mendatangkan beberapa tokoh Nasional, sayang upaya itu sudah terlambat.
Apalagi Presiden Joko Widodo yang digembar gemborkan akan datang di Pacitan , hanyalah busyit belaka.
Partai Kebangkitan Bangsa.
Sama dengan PDIP, Partai yang konon terkenal dengan militansinya itu bergerak juga terlambat .
Tidak ada pergerakan banser yang mencolok, tidak ada peran Muslimat yang sifnitifkan dan sebagainya.
Partai besutan Fibi Irawan ini , juga sejak awal , terlihat kurang singkron dengan kolega partai pengusung yang lain, semua saling menunggu dan menyalahkan , piye mas anggaran belum turun , yo tak meneng wae disik nunggu anggaran siap , ujar Eko Ranu beberapa waktu lalu , Fibipun sama demikian.
Tim sukarelawan..
Tim Mbois yang dikomandani Ir.Suyatno MM terlalu gemuk dan terlalu birokratif dalam menjalankan fungsi perjuanganannya.
Sekalipun mantan Rektor Unes Prof Sudiono tidak nampak di Tim, tapi faktualnya , dilapangan banyak dipengaruhi mantan Calon Wagub Jateng tersebut.
Bahkan Awal Awal, rapatpun harus ke Semarang , berhenti rapat disemarang setelah dikritik banyak orang.
Tim Sukarelawan Mbois , dari pantauan media , tidak memiliki target yang terukur. capaian yang dibutuhkan calon menang tidak ada , peta massa mengambang tidak punya , peta basis massa tidak ada.
Alhasil perjalanan tim, banyak kearah kegiatan seremonial saja.Padahal kegiatan seremonial , tidak bisa dipakai ukuran massa itu miliknya.
Kesalahan fatal tim mbois yang paling utama yaitu. terlalu puas dengan eforia yang ada, misalnya.
1.
Rekom Demokrat dianggap salah dan banyak yang kecewa .
Padahal yang kecewa , hanyalah seputaran orang orang yang turut sebagai pendaftar Cabub di Partai Demokrat.
2.
Tim Mbois salah menerjemahkan Figur Indrata Nur Bayu Aji, sebagai Calon yang dianggap kurang pengalaman, colun dan banyak tidak disukai.
Fakta membuktikan, Aji yang diprediksi didesanya akan kalah , ternyata di Kelurahan Ploso Aji -Gagarin menang mutlak.
3.
Tim Mbois juga salah menerka , Gagarin yang bersedia , hanya mau menjadi AE 2, Oleh Tim Mbois , dianggapnya orang orang pada lari semua, padahal pencinta gagarin masih setia.
4
SBY dianggap sudah tidak berpengaruh , ternyata tafsiran seperti itu (khusus ) di Pacitan salah besar. Dilapangan , Faktor SBY masih sangat tinggi, bahkan raihan suara Paslon 01 pada pilkada saat ini , SBY bisa jadi menjadi penyumbang terbesar paslon 01 dbanding Aji Gagarin.
Itulah kira kira gambaran, terpuruknya paslon 02 meraih kemenangan di Pilkada Pacitan 2020 , Sebuah pengalaman , tidak untuk tim ses nya saja , tapi untuk kita semua .
Yang paling unik dan aneh , dalam penghelatan Pilkada tahun ini , adalah raihan suara Paslon 01 yang begitu tinggi.
Padahal , hampir semua orang memprediksi pertarungan itu akan imbang , atau setidaknya MBois akan meraih 42/45 persen suara, tapi fakta yang terjadi Mbois hanya memperoleh suara sekitar 25 persen saja, sebuah angka yang mengejutkan banyak pihak.
Maka tidak heran jika saat ini pada bertanya....?
Mana.....massa. ..PDIPerjuangan yang konon patriotis .....mana. .mana..
Mana ..massa PKB... yang konon juga sangat terkenal fanatiknya tersebut ... ...mana....mana...buktnya..
Mana masa...yang katanya..sangat . benci dengan AJI....mana. mana...buktinya....semua masih mencitai ponakan SBY .
Mana massa yang kecewa sama GAGARIN...mana ..mana...buktinya .semua masih utuh..
Pantas Yudi Sumbogo dan Isyah Ansori cuma dapat 25 persen , karena semua hanya termakan eforia, termakan kebencian dan termakan hoax yang luar biasa.
Sebuah pengalaman berharga bagi kita semua , selamat berjuang dilain waktu pak Mbogo, pak Isyah Ansori . insya Allah ini hanyalah sebuah jalan keberhasilan yang tertunda saja ..amin
( Ditulis oleh gustik , pemimpin redaksi pacitan post, mantan ketua DPC Hanura 2 periode, mantan Wakil Ketua DPD PAN Pacitan, anggota BAPILU Partai Hanura Provinsi Jawa Timur sampai sekarang)